‘Safety Resilient’ Menjamin Keberlanjutan Perusahaan

Jakarta, katigamagz.com – Dalam Munas Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI) 2024 yang digelar pada 28-29 Juni 2024 bertempat di Botani Square, IPB International Convention Center, Bogor terdapat beberapa pernyataan yang cukup menarik perhatian dari salah satu pembicara dan sekaligus peserta. Dia adalah Direktur Operasi & Produksi PT Antam, Tbk Hartono dengan  pernyataannya terkait ‘safety resilient’

Menurutnya safety resilient diambil dari kata resilient yang artinya tangguh. Jadi safety resilient berarti implementasi safety atau keselamatan yang tangguh. “Nah ini menjadi penting dalam hal kita menuju safety resilient. Dalam seminar saya sampaikan, di Antam sebagai targetnya adalah safety resilient, artinya safety yang tangguh,” tuturnya. Lebih lanjut dia memaparkan bahwa secara internal Antam, konsep tangguh dalam pengelolaan safety ditandai dengan tidak adanya atau nihil kecelakaan.

Lulusan Magister ilmu Pengelolaan Wilayah Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dari Universitas Pedjadjaran ini menjelaskan bahwa kita harus mampu untuk belajar dari story atau kejadian masa lalu,  mampu merespon dengan cepat kejadian di masa kini–pada event sekarang, dan juga harus mampu memprediksi kejadian di masa yang akan datang. “Kita harus mitigasi dari risk yang kita ambil dari masa lalu. Kita mitigasi agar risiko-risiko yang terjadi di kemudian hari menjadi sedang atau rendah, sehingga itulah jaminan untuk kita bisa selamat,” jelas Hartono. Selain itu, tambahnya, ada juga yang bersifat strategic, bahwa saat ini yang namanya manajemen safety itu merupakan bagian dari kebutuhan, bukan lagi kewajiban. Butuh untuk sustain, untuk berlanjut, tegas ia.

Hartono Direktur Operasi & Produksi PT Antam, Tbk.

“Saya menjamin kalau kita tidak mengelola perusahaan dari segi operation sejajar dengan safetynya, maka keberlanjutan perusahaan itu akan diragukan. Mengapa? Karena perusahaan itu butuh karyawan, butuh masyarakat sekitar, regulator atau katakanlah kita harus bisa sejalan dengan stakeholder,” tegas Hartono lagi.

Ia kemudian menunjuk salah satunya yaitu karyawan. Selain karyawan ini bekerja untuk mendapatkan uang guna mencukupi kebutuhan ekonominya, tetapi dia juga harus menjamin bahwa saat bekerja di sebuah korporasi dia harus selamat.

“Kalau ada karyawan mengetahui ada risiko tinggi di pekerjaannya dan tidak dimitigasi oleh manajemen yang kemudian dilaksanakan oleh karyawan itu, maka saya yakin karyawan akan mundur. Hal ini menunjukkan safety adalah sebuah kebutuhan, bukan lagi sebuah kewajiban,” ungkap Hartono.

Adapun kemudian secara regulasi clear bahwa regulator ‘kan pasti akan menghentikan kegiatan operasi perusahaan apabila ada potensi yang akan membahayakan keselamatan manusia dan alam.

Terkait pelaksanaan Munas APKPI 2024, menurut Hartono kalau dilihat dari segi agenda, klasifikasinya sudah masuk ke seminar nasional karena yang datang hampir seluruh peserta dari kegiatan usaha mining industry. Kesannya terhadap event ini adalah sesuatu yang luar biasa karena persertanya penuh, semua kursi terisi dengan baik, tidak ada kursi yang kosong.

Kemudian dari peserta yang hadir lengkap mulai dari level pemilik perusahaan, direktur perusahaan, KTT (Kepala Teknik Tambang), sampai pelaksana fasilitator safety. Artinya bahwa korporasi ini peduli terhadap keselamatan kerja dari karyawannya. Jadi dengan kehadiran mereka dalam forum ini menunjukkan kepedulian dari setiap level tersebut terhadap keselamatan karyawannya.

Tentang acara seminar, menurutnya para nara sumber menyampaikan hal-hal yang strategic apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. “Itu menjadi inspirasi juga bagi yang lain, menjadi benchmark sehingga akan bisa mengimprove manajemen safety yang ada di masing-masing korporasi,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *