Berbekal SMK3 Layani ‘Sepenuh Hati’

Perubahan besar-besaran dilakukan ASDP dalam menata operasional pelabuhan berbasis K3. Manajemen pun bertekad melakukan sertifikasi manajemen keselamatan di seluruh operasi bisnis perusahaan.

Jakarta, katigaonline – Perusahaan pelat merah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang bergerak di bidang jasa penyeberangan dan pelabuhan terintegrasi ini tergolong terdepan dalam menghubungkan masyarakat dan pasar. Perusahaan yang berdiri sejak 1973 ini telah memliki armada ferry sebanyak lebih dari 226 unit kapal yang melayani 289 lintasan dan 36 pelabuhan di seluruh Indonesia. Tak hanya urusan transportasi kapal dan pelabuhan, ASDP juga mengembangkan bisnis lainnya melalui pengembangan kawasan pelabuhan, seperti Bakauheni Harbour City di Provinsi Lampung dan Kawasan Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Dalam perjalanannya, ASDP mengalami kemajuan dalam banyak hal dan bertransformasi menjadi perusahaan yang mengedepankan layanan berbasis teknologi informasi. Pada 2017 ASDP sudah menerapkan layanan ticketing berbasis on line. Hingga pada 2020 meluncurkan ‘Ferizy Digital Platform’ sebuah aplikasi untuk ticketing bernama FERIZY.

Sejalan dengan misi perusahaan yang salah satunya adalah secara konsisten mengedepankan keselamatan dan layanan penuh keramahan, tulus dan berkualitas maka ASDP yang saat ini sudah memiliki 27 kantor cabang  telah sukses melakukan sertifikasi sistem manajemen mutu, keselamatan dan lingkungan seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001.

Sukses berlanjut dengan melakukan sertifikasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada 2018 di kantor pusat dan sebagian besar kantor cabang. Terakhir ada tiga cabang ASDP yang telah disertifikasi. Ketiga kantor cabang itu adalah ASDP Cabang Batam, ASDP Cabang Bangka dan ASDP Cabang Batulicin. Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen manajemen ASDP tidak sebatas ucapan tetapi telah dibuktikan dengan tindakan nyata.

VP K2L Capt. Syamsul Bachri menjelaskan dasar utama ASDP melakukan sertifikasi SMK3 adalah dalam rangka melindungi para pekerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan kerja. Selain itu, regulasi telah mengatur dan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menerapkan SMK3, terlebih ASDP sebagai perusahaan BUMN harus menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menaati (complay) pada regulasi negara. Untuk itu maka ASDP melakukan sertifikasi SMK3 di pusat maupun kantor cabang.

Kantor cabang yang sudah tersertifikasi SMK3 berjumlah 8 cabang yang dinilai berdasarkan cabang utama, tingkat produkvitas dan kelas utama, jelas Syamsul. Setelah cabang utama, selanjutnya akan menyusul cabang-cabang yang lain dengan memperhitungkan skala usaha dan besarnya pelabuhan.

Menurut pria asal Medan ini hasil dari penilaian lembaga auditor atas penerapan SMK3 cukup baik. Ada yang berhasil mendapatkan emas dan perak. Tentu ini akan berpengaruh pada kinerja masing-masing cabang. Harapannya dengan pencapaian emas di cabang tertentu akan menjadi semangat pendorong bagi cabang yang lain agar bisa mencapai emas.

“Alhamdulillah, dengan adanya audit ini safety level nya sudah semakin meningkat, yang dulunya simbol-simbol safety berantakan, sekarang terlihat rapi. Selanjutnya kantor-kantor cabang yang sudah diaudit tingkat awareness bidang K3 manajemen dan karyawan meningkat. Saya berharap cabang-cabang lain akan seperti ini sehingga safety maturity level nya meningkat dari tahun ke tahun,” ungkap Capt. Syamsul yang selama bekerja lebih banyak bertugas di armada hingga tahun 2021.

Komitmen Sertifikasi Semua Cabang

Dengan adanya sertifikat maka secara fisik ASDP menjadi lebih tertata, rapi, nyaman, dan safety nya terjamin bukan saja untuk karyawan tetapi juga untuk pengguna jasa atau stakeholder yang terlibat dengan ASDP. “Tentu akan memberikan legitimasi atau garansi kepada pengguna jasa dan mitra usaha akan terjamin baik dari sisi mutu layanan maupun keselamatannya mulai dari pelabuhan sampai di kapal,” tambahnya.

Diakui Capt. Syamsul, untuk implementasinya tidak mudah. “Kami akui untuk membenahi kekurangan dalam implementasinya memang tidak mudah, butuh waktu, support dari berbagai pihak,” ujarnya.

Top manajemen beserta jajaran BOD, VP, Senior General Manager sampai GM berkomitmen tinggi agar SMK3 ini bisa berjalan atau diimplementasikan di perusahaan sebaik-baiknya. “Kami sering melakukan pertemuan dan K3 sering disinggung, bahkan sering mengatakan harus ada safety leadership atau agent of safety di semua cabang. Jadi peningkatan dan improvement dalam penerapan K3 ini akan selalu kami lakukan. Manajemen akan mengevaluasi penerapan SMK3 yang saat ini ada di kategori transisi akan ditingkatkan menjadi kategori lanjutan,” terang Capt. Syamsul.

Untuk cabang-cabang yang belum disertifikat secara bertahap akan dilakukan sertifikasi. “Kami tetap komit agar semua cabang tersertifikat SMK3. Pasca kedelapan cabang ini selesai, cabang-cabang lain menyusul, harapannya di 2024 sudah mulai lagi melakukan sertifikasi secara bertahap,” tegasnya.

Ia menambahkan, terhadap pelabuhan-pelabuhan yang sudah tersertifikasi akan selalu djaga statusnya dan terus dilakukan evaluasi, perbaikan supaya kualitasnya lebih baik dan bisa ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Tidak hanya puas yang didapat saat sekarang.

Soal biaya, pengagum Rheinald Kasali ini mengambil quot Dupont yang menyatakan ‘Good Safety is Good Business’, ketika safety itu dijalankan dengan baik maka secara paralel bisnis akan berjalan dengan baik. “Secara bertahap akan diakomodir sesuai kebutuhannya, apa yang menjadi persyaratan K3 itu akan kami penuhi,” ungkap Syamsul mantap.

Selain itu, Divisi K2L akan senantiasa menjaga, meningkatkan komunikasi dan evaluasi terhadap cabang sehingga SMK3 ini tidak jalan di tempat. “Secara step by step K3 ini bisa berjalan secara konsisten, kami ingin ada sustainability atau berkelanjutan,” ujarnya.

Terkait penilaian, pehobi membaca ini menilai belum secara khusus dilakukan, tetapi tetap dilakukan setiap tahun melalui internal audit bersama yang lain dan auditor selalu mempertanyakan dan mengevaluasi apakah sistem K3 di cabang berjalan atau tidak.

Capt. Syamsul menjelaskan pelaksanaan K3 ini membutuhkan culture, butuh people dan awareness dari setiap karyawan, walaupun memang bukan pekerjaan yang mudah tetapi tidak akan lelah untuk selalu mengingatkan serta menyampaikan melalui sosialisasi terus menerus kepada semua stakeholder perusahaan.

Soal harapan, pria yang bekerja di ASDP sudah 30 tahun ini menyatakan harapannya, “Tentu sebagai perusahaan penyeberangan terbesar kami berharap agar seluruh cabang aware dan menjadikan K3 itu sangat penting untuk diterapkan. Kedua, kedepan safety level ASDP menjadi mature dan  pelaksanaannya semakin lama semakin baik. Untuk itu kerjasama itu menjadi sangat penting diantara para stakeholder,” tutup pemilik falsafah ‘ojo dumeh’.

Harapan juga disampaikan oleh Manajer K2L Pelabuhan ASDP M. Fahir saat mendampingi Capt. Syamsul Bachri. “Dengan telah dilakukan sertifikasi SMK3 untuk Cabang Batam, Bangka, Batulicin dan lainnya kita harapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan budaya keselamatan di perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan para mitra,” ungkapnya.

Komentar Penerima Serifikat

Menurut KMS Deni Aprizal Pengendali Dokumen ASDP Batam, SMK3 itu penting untuk dilaksanakan, bukan hanya sebagai penggugur kewajiban tetapi manajemen melaksanakan dengan komitmen bersama. Perubahan yang dirasakan adalah lebih detail memahami dan peduli prosedur SMK3. “Harapan saya bisa dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan sehingga kita bisa meminimalisir dan menekan angka kecelakaan,” ungkap Deni.

Sementara Arleston Sinaga Pengendali Dokumen ASDP Cabang Bangka mengatakan selama mengikuti pendampingan sampai audit ia merasakan SMK3 itu sangat penting diterapkan di perusahaan karena didalamnya terdapat tenaga kerja yang dipekerjakan agar terlindungi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

“Ini semua tidak terlepas dari kerja keras Tim ASDP Bangka dengan pihak konsultan dalam membenahi ruang lingkup pelabuhan dan kantor agar terpenuhi aspek K3nya,” ungkap Arleston.

Ketika ditanya komentarnya terkait ASDP Bangka menerima penghargaan dengan nilai ‘gold’, Arleston mengatakan, “Secara pribadi sangat bangga, senang dan bahagia selaku Ketua Tim Perumus yang di tunjuk oleh General Manager, namun ini semua tidak terlepas dari dukungan semua pihak dari manejemen, konsultan, teman-teman Tim P2K3 yang selalu solid dalam mengeksekusi setiap kekurangan hingga terpenuhi dengan baik,” ujarnya.

Arleston merasakan perubahan yang sangat jelas, sebelumnya tenaga kerja kurang memahami dan tidak mengetahui sumber bahaya dan penyakit akibat kerja di lingkungan kerjanya sendiri, kini dengan telah diterapkannya SMK3 maka karyawan tahu dan berkewajiban mematuhi prosedur K3. “Artinya melindungi dan menjamin keselamatan diri dan orang lain di tempat kerja serta menjamin setiap alat produksi dapat digunakan secara aman dan efisien itu sebuah kewajiban,” tegas Arleston.

Arleston berharap perusahaan memiiki komitmen dan konsistensi dalam penerapan SMK3, di Cabang Bangka khususnya, mensupport segala kebutuhan pengadaan  sarana dan prasarana  terpenuhi agar tertata dengan baik sehingga meningkatkan budaya K3 di lingkungan kerja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *