Antisipasi Efek Domino Persoalan Safety

Jakarta, katigaonline – Lebih dari 17 tahun, Ira Puspadewi menghabiskan karirnya di GAP Inc.– perusahaan garmen terkemuka di Amerika yang berbasis di San Fransisco. Perempuan kelahiran Malang, 12 Desember 1967 ini mencatatkan karier yang cemerlang di perusahaan tersebut, hingga dirinya diangkat sebagai Direktur Asia Pasifik yang membawahi 7 negara.

Tahun 2014, alumni fakultas peternakan Universitas Brawijaya ini memutuskan kembali ke Indonesia, dan menduduki tampuk kepemimpinan di PT Sarinah (Persero). Keberhasilannya dalam membangun perusahaan yang menaungi pusat perbelanjaan tertua di Indonesia itu, Ira Puspadewi kemudian diamanahi jabatan sebagai Direktur Ritel, Jaringan, dan SDM di PT Pos Indonesia (Persero).

Nah, di tahun 2017, pemerintah memberi mandat kepada Ira Puspadewi menjadi orang nomor satu di PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) atau PT ASDP Indonesia  Ferry yang  memiliki 202 kapal yang tersebar di 35 pelabuhan.

Di bidang pendididkan, perempuan yang biasa dipanggil Ira ini merupakan Doktor Manajemen Stratejik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia; Master in Development Management dari Asian Institute of Management, Filipina dan Sarjana Sosial Ekonomi Peternakan dari Universitas Brawijaya, Malang.

Selama menakhodai ASDP, ia telah menelurkan banyak prestasi, salah satunya adalah perolehan laba perusahaan sebesar Rp 585 miliar di tahun 2022 dan menyetorkan dividen bagi Negara sekitar Rp101miliar. Prestasi ini merupakan capaian tertinggi sepanjang 50 tahun berdirinya PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Satu hal besar lainnya adalah Ira melakukan transformasi digital di semua proses bisnis perusahaan secara menyeluruh. Kehadirannya menghasilkan kinerja positif bagi ASDP, bahkan selama periode pandemi Covid-19 perusahan mengalami pertumbuhan binis yang baik.

Berkat prestasinya, Ira Puspadewi pun dianugerahi penghargaan sebagai The Best Industry Marketing Champion 2022, kategori Transportation oleh MarkPlus, Inc. Penghargaan diberikan pada acara “Marketeer of The Year” (MOTY) 2022” di Jakarta, 8 Desember 2022.

Atasi Segala Tantangan

Pada awal menjalani peran barunya sebagai salah satu bos perusahaan BUMN, jelas itu butuh adaptasi yang cukup lama. Apalagi berbagai rintangan pun acap menghadang di setiap langkahnya.

Akan tetapi komitmennya untuk memajukan perusahaan plat merah itulah yang mengalahkan segala tantangan itu. Ditambah, dirinya juga mendapatkan support dari keluarga tercintanya sehingga membuat energinya kian bertambah.

“Perempuan perlu ekosistem yang mendukungnya untuk sukses misalnya keluarga ia akan berkembang terus dan bermanfaat tidak hanya untuk keluarga tapi buat masyarakat dan di ruang publik,” jelas ia.

Sebagai perempuan karir, Ira juga mengagumi sosok Kartini yang cerdas dan memiliki tradisi hebat. Berkat sosok Kartini lah saat ini posisi perempuan dan juga laki-laki setara. “Buat perempuan atau laki-laki sama saja bekerja keras dan selalu menjadi pembelajar,” ucap ia.

Meski sukses sebagai wanita karir, Ira tidak pernah lupa dengan peran keduanya sebagai ibu rumah tangga. Sebisa mungkin ketika waktu senggang dirinya memilih untuk bermain dan berkumpul bersama keluarganya.

Penerapan K3 di Perusahaan

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memandang penting persoalan K3 serta urgensinya bagi laju dan value usaha. “Good safety is good business/good performance,” ujar Ira. Untuk itu, lanjutnya, sekecil apapun permasalahan yang terjadi terkait dengan safety harus diselesaikan hari itu juga. Inilah yang kami tekankan ke semua level karyawan, khususnya mereka yang bekerja pada posisi high risk seperti crew kapal.

Setiap hari, lanjut Ira lagi, para crew kapal ini berhadapan dengan cuaca yang dapat berubah tiba-tiba dan mengondisikan agar penumpang harus tetap selamat sampai tujuan, begitu juga petugas operasional lapangan yang selalu berhadapan bahaya dan risiko.

“Jika ada permasalahan safety yang muncul dan belum dapat terselesaikan, kami selalu menyampaikan adanya efek domino dari persoalan safety yang harus selalu diantisipasi. Mengapa? Karena kecelakaan kerja terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan dan akan berdampak pada kerugian yang lain, baik pendapatan perusahaan maupun reputasi perusahaan,” tutur Ira.

Menurut Ira sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan penyeberangan, pelayaran, pelabuhan penyeberangan dan tujuan wisata Waterfront, ASDP mempunyai komitmen untuk senantiasa melakukan kegiatan operasional kapal maupun pelabuhan penyeberangan dengan selalu memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan.

“Bagi kami, komitmen ASDP terhadap safety itu sangat utama dan tidak ada toleransi terhadap kelalaian dalam implementasinya di setiap proses bisnis perusahaan secara berkelanjutan,” ujarnya serius.

Semua aspek harus terpenuhi, lanjut Ira, di antaranya dari sisi kesehatan untuk karyawan laut, misalnya, dilakukan MCU dua tahun sekali namun jika ada riwayat penyakit dilakukan satu tahun sekali. Sedangkan untuk karyawan darat dilakukan MCU satu kali setahun.

Perusahaan juga bekerjasama dengan Mandiri Inhealth dalam menjamin kesehatan karyawan dan psikolog sebagai tempat konsultasi karyawan jika mempunyai masalah dengan pekerjaan maupun keluarga yang dapat mengganggu produktivitas pekerjaan.

Kemudian dari sisi lingkungan kerja, perusahaan selalu melakukan pengukuran kerja, baik indoor quality maupun outdoor quality. Tak hanya itu, untuk menghindari perbedaan beban kerja antara karyawan, perusahaan menerapkan Key Permormance Indicator (KPI) untuk seluruh karyawan bahkan sudah sampai ke KPI individu.

”Selain itu dalam struktur kepengurusan P2K3, misalnya, kami juga melibatkan keterwakilan dari Serikat Pekerja perusahaan agar dapat menampung aspirasi-aspirasi baru jika ada hak-hak karyawan terkait K3 yang belum terpenuhi,” jelas Ira.

Internalisasi Nilai-nilai K3

Sebagai dukungan perusahaan dalam menjaga internalisasi nilai-nilai K3, ASDP menerapkan motto 3J yaitu Jaga Diri, Jaga Alat dan Jaga Lingkungan yang selalu disosialisasikan ke karyawan agar budaya K3 tetap terjaga dan dijalankan. “Di samping itu juga kami mewajibkan SOP untuk selalu dilakukan safety meeting, safety briefing dan safety talk agar jika ada permasalahan safety di lapangan dapat langsung terselesaikan,” papar Ira.

Diakui Ira bahwa pelaksanaan safety yang baik akan dapat meningkatkan performance perusahaan menjadi lebih baik. Untuk itu, peningkatan kepedulian untuk saling mendukung dalam proses implementasi K3 sangat penting.

”Kami selalu tekankan dan ingatkan, baik di rapat-rapat rutin atau saat kunjungan ke cabang maupun saat rapat tinjauan manajemen bahwa tanggungjawab keselamatan itu melekat ke seluruh individu karyawan dan harus tanggap terhadap keselamatan,” ungkapnya.

Terkait program reward and punishment menurutnya sangat penting agar program-program K3 dapat berjalan lebih baik. Penerapan K3 sendiri dilakukan melalui pendekatan persuasif dengan salah satu treatment-nya adalah reward and punishment, dimana saat rapat tinjauan manajemen dilakukan pemberian hadiah untuk kantor cabang dan kapal yang menjalankan system manajemen keselamatan dengan baik, dan pemberian punishment berkategori kurang baik.

Lalu apa pendapatnya soal safety culture?

Safety culture itu baru bisa dibilang ada jika safety telah menjadi milik dan  tanggung jawab bersama serta menjadi bagian dari setiap proses bisnis di perusahaan,” jelas Ira.

Namun dalam pelaksanaannya ia mengaku tidak mudah. Ira mengatakan bahwa kendala yang dihadapi adalah bagaimana membangun pola pikir safety pada semua level karyawan, karena pola pikir (mindset) ini akan membentuk  commitment dan implementation. Kemudian yang sering terabaikan dalam membangun budaya K3 adalah persistence atau suatu keteguhan/kegigihan dalam melaksanakan semua aturan, ini salah satu sifat yang dominan dalam mempengaruhi terbentuknya budaya safety yang kuat.

Disinggung tentang korelasi antara pelaksanaan K3 dan peningkatan reputasi perusahaan Ira mengatakan di era yang serba kompetitif ini ASDP selalu menjaga reputasi bisnis, dan itu merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya, salah satu cara efektif untuk meningkatkan reputasi bisnis adalah melalui penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang unggul. Apalagi perusahaan yang ia pimpin adalah perusahaan pelayaran yang harus memiliki standar keselamatan yang tinggi. Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan mengintegrasikan K3 ke dalam seluruh aspek bisnis bernama Sistem Manajemen Terpadu (SMT) yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif.

”Ketika konsumen melihat perusahaan kami peduli terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, mereka akan merasa lebih percaya untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Kepercayaan ini merupakan aset berharga yang dapat membedakan dengan pesaing bisnis,” papar ia.

Diakuinya pelaksanaan K3 di Indonesia masih ada hambatan atau kendala. Penyebab utamanya adalah kurangnya awareness pada setiap individu, dan kurangnya dukungan dari top manajemen–tidak adanya anggaran yang mencukupi dan kurangnya personil K3.

Manajemen K3 di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan kembali khususnya dalam menangani bahaya dan risiko di tempat kerja, komitmen perusahaan, serta budaya lingkungan kerja yang kadangkala menyebabkan banyak terjadi kecelakaan di Indonesia.

Law enforcement bidang K3 di Indonesia? Menurutnya sudah baik. Ia beralasan adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur K3 yaitu UU No. 1 Tahun 1971 tentang Keselamatan Kerja. Kemudian adanya peraturan-peraturan khusus spesifik lainya yang telah mencantumkan sanksi dan denda apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Sosialiasi terkait K3 sudah dapat dikatakan membaik dan banyak digencarkan di Indonesia, namun memang kesadaran dari masing-masing individu–terutama orang yang awam mengenai tanggung jawab K3 masih kurang maksimal. Walaupun tidak semua, masih banyak yang beranggapan tanggung jawab K3 itu ada di Divisi K3 bukan pribadi.

”Secara umum kesadaran ber-K3 masih dalam kategori reaktif yakni setelah terjadinya suatu kejadian dan melihat langsung dampak atau risiko yang ditimbulkan baru muncul kesadaran akan pentingnya K3,” ungkap Ira.

Di ujung perbincangan, perempuan energik ini pun berharap agar penerapan K3 di Indonesia menjadi lebih baik, angka kecelakan kerja turun, kebijakan regulasi yang lebih mendukung baik bagi perusahaan maupun karyawan demi terciptanya keselamatan kerja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *