Jakarta, katigamagz.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya transformasi pola pikir dan budaya kerja dalam menjaga marwah, kehormatan, serta kepercayaan publik terhadap Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Hal itu disampaikan saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan bertema “Transformasi Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 melalui Penegakan Integritas dalam rangka Pelayanan Publik” di Jakarta, Selasa (30/9/2025) malam.
Menurut Yassierli, profesionalitas dan integritas merupakan kunci utama pengawasan ketenagakerjaan. Ia menekankan bahwa pengawas adalah garda terdepan dalam melindungi hak-hak pekerja sekaligus memastikan kepatuhan norma kerja di perusahaan.
“Pengawas harus fokus pada investigasi, edukasi, dan penegakan hukum ketika turun ke lapangan,” ujarnya.
Menaker juga menyinggung berbagai laporan pelanggaran yang masih kerap ditemukan di perusahaan, mulai dari penahanan ijazah, pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, diskriminasi, pembayaran upah di bawah standar, hingga praktik outsourcing yang merugikan pekerja. Menurutnya, hal-hal tersebut merupakan bentuk kezaliman yang tidak boleh dibiarkan.
“Kalau kita tidak bisa bergerak menegakkan aturan, lebih baik kita tanggalkan baju itu. Saya sendiri berkomitmen, kalau tidak mampu memberi kontribusi bagi negara, saya siap mengundurkan diri,” tegas Yassierli.
Ia menambahkan, seragam yang dikenakan para pengawas bukan sekadar pakaian kerja, melainkan simbol amanah sekaligus harapan publik terhadap penegakan norma ketenagakerjaan. Karena itu, Yassierli mendorong jajaran pengawas untuk meninggalkan legacy positif yang dapat dibanggakan dalam sejarah pengawasan ketenagakerjaan


